Wartawan Kompass Indonesia dibekali Kartu Pers yang masih berlaku dan Namanya tercantum dalam BOX REDAKSI ..:: Alamat Redaksi : Jalan Meruya Ilir Raya No. 20, Kembangan Jakarta Barat 11650 - Telp. 021-92280788 ::..

Pendidikan

Kepsek SDN Rancapurut Layak Diteladani

Sumedang, Kompass Indonesia - Kepala SDN Rancapurut Desa Rancamulya Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Adang, merupakan figur kepala sekolah yang layak diteladani. 

Komitmen dan kesunguhan dalam mengembangkan sekolah yang dipimpinnya. Kepsek yang dikenal supel dalam bersosialisasi dilingkungan sekolah tempat tinggalnya, juga dihargai oleh guru-guru kenyataan di atas  dapat dilihat dari perannya dalam mengembangkan SDN Rancapurut yang saat ini dipimpinnya.
 
Saat diangkat menjadi Kepsek, Adang bersama seluruh guru, orangtua wali murid, dan komite sekolah secara nyata selalu melakukan berbagi program yang strategis. Tahun demi tahun dengan penuh kesungguhan terus melakukan berbagai peningkatan kualitas dalam penyelenggaraan sekolah tersebut.
 
Saat ditemui wartawan, Adang mengatakan melaksanakan tugas sebagai pendidikan dengan baik telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupannya. “Bidang pendidikan telah menjadi bagian yang telah menjadi pilihan sejak awal, menata masa depan dan spirit terus tumbuh dalam mewujudkan keinginan untuk terus memberikan pendidikan yang terbaik bagi para siswa, memberikan rasa nyaman, aman, dan menyenangkan bagi para guru dalam melaksanakan tugasnya, mengembangkan sekolah sesuai dengan harapan masyarakat dan pemerintah,” ujarnya. IH


Dengan Sarana Yang Ada
SDN Tegalsari Mencetak Siswa Berprestasi

Sumedang, Kompass Indonesia - Dalam meningkatkan potensi tidak hanya dituntut dari potensi para siswa itu sendiri melainkan berbagai sarana penunjangan berupa ruangan kelas yang resentatif sehat, dan nyaman dan tak kalah penting peran kepala sekolah, guru-guru dan partisipasi orang tua siswa, dalam mewujudkan para siswa itu sendiri untuk berprestasi.
 
SDN Tegalsari Desa Cijati Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang dengan ketranparansian dan berbagi kebijakan dibawah kepemimpinan Tatang Supena mengatakan kepada wartawan, kemajuan cukup terlihat baik dari kemajuan fisik dan proses belajar mengajar sehingga para siswa tersebut cukup berprestasi dalam hal pendidikan dengan berbagai kegiatan pendidikan di sekolah sehingga wajar para orang tua siswa dituntut peran serta partisipasi dalam meningkatkan prestasi putra-putrinya baik secara moril maupun materil.

“Pihak sekolah sangat berterima kasih kepada seluruh orang tua siswa yang telah ikut memajukan SDN Tegalsari dan mudah-mudahan kedepannya bisa lebih baik dalam meningkatkan prestasi dari berbagai bidang,” ujar Tatang. IH


SDN Cikondang 3 Terus Berbenah Demi Kejar Prestasi

Sumedang, Kompass Indonesia - Menyikapi serta menjawab akan tuntutan pendidikan yang bermutu, SDN Cikondang 3 yang beralamat di Desa Cikondang Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang, terus berbenah guna meningkatkan mutu pendidikan agar terciptanya prestasi yang maksimal.
 
Pembenahan dimulai dari penerapan disiplin terhadap siswa hingga penambahan sarana dan prasarana sebagai sarana vital penunjang kegiatan belajar mengajar (KBM).
 
Hal tersebut dikatakan Dayat A Hidayat selaku Kepala SDN Cikondang 3. Lebih lanjut Dayat mengatakan, hal terpenting lainya guna tercapainya mutu pendidikan yang maksimal, tentunya tidak lepas dari kemampuan serta profesionalisme para pendidik di sekolah ini, untuk itu dirinya menekankan para guru supaya memberikan kemampuannya secara maksimal supaya cita-cita tersebut bisa tercapai.
 
Sementara itu, keterangan beberapa tokoh masyarakat di Batugara mengatakan kepada wartawan semenjak Dayat diangkat menjadi Kepsek di SDN Cikondang 3, “Alhamdulilah banyak kemajuan”.
Mengakhiri perbincangannya dengan wartawan, Dayat mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung program ini tanpa kerjasama dan saling pengertian dari semua pihak, sebagus apapun program sekolah tidak akan terwujud. IH

 

Kepala Dinas Dikdas DKI Jakarta : Bawasko Segera Turun Memeriksa Kegiatan Dan Penggunaan BOP

Jakarta, Kompass Indonesia - Kepala Dinas Dikdas (Pendidikan Dasar) DKI Jakarta, Sukesti Martono minta Bawasko Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat memeriksa anggaran BOP (biaya operasional pendidikan) yang dipakai pembuatan soal UAS (ujian akhir semester) ganjil bersama SMPN. Dalam BOP memang ada dana untuk pembuatan naskah dan itu dikelola masing-masing sekolah. Hanya ulangan semester yang menjadi tugas guru ini kemudian disepakati MKS (Musyawarah Kepala Sekolah) SMPN untuk menyelenggarakan UAS bersama. Itu pun hanya Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Jakarta Barat, kemarin.

UAS bersama ini yang pertama kali dan jadi masalah lagi. Buktinya di Jakarta Utara dan Jakarta Timur ulangan semester ganjil dilaksanakan sekolah masing-masing lancar-lancar saja,” ucapnya. UAS ini, otonomi sekolah.

Hari kedua  UAS yang menjadi masalah karena soal mata pelajaran matematika dan Bahasa Indonesia tidak dikirim soalnya, kata Sukesti, bukti persiapan yang tidak matang. "Kesalahan ini menjadi pembelajaran dan saya akan minta pertanggungjawaban dari penyelenggaranya," ucap Sukesti kepada wartawan saat di DPRD DKI.

Apakah pengadaan pencetakan soal UAS harus ditender? Ia menjelaskan, sesuai Keppres segala kegiatan yang dananya bersumber dari APBN maupun APBD harus menempuh mekanisme. Kalau diselenggarakan masing-masing sekolah, pengadaan soalnya tidak memburuhkan biaya banyak dan tidak mencapai plafon anggaran yang harus ditender.

UAS bersama ini pengadaan soalnya dihimpun dari banyak sekolah menjadi satu, otomatis biayanya harus banyak dan nilainya mencapai ketentuan yang harus dilelang untuk pencetakan soalnya. Saya sendiri belum tahu berapa biayanya, kata Sukesti. Setelah UAS selesai, ia akan meminta laporannya. 

Sementara anggota komisi E DPRD DKI Jakarta, Ahmad Husin Alaydrus sependapat dengan Kadis Dikdas agar Bawasko segera turun memeriksa kegiatan dan penggunaan BOP untuk UAS bersama. “Termasuk pihak percetakan yang membuat naskah soal dan tidak mengirim soal pada waktunya sehingga merugikan ribuan pelajar,” tambahnya Kalau ini terbukti ada unsur penyimpangan penggunaan dana BOP dan tidak menempuh tender sesuai yang diatur Keppres, harus diambil tindakan tegas.

"Siapa pun yang terlibat, termasuk kepala sekolah atau pengurus MKS yang menggagas dan bertanggung jawab atas pencetakan soal sampai UAS hari kedua ditunda gara-gara soal tidak dikirim pihak percetakan," ujarnya. (kim/red) 


SDN Munjul Prioritaskan Mutu Pendidikan Dan Pembinaan
 

Sumedang, Kompass Indonesia - Guna menunjang Program Wajar Dikdas, SDN Munjul mencanangkan program pembinaan sebagai prioritas dalam mensukseskan target tersebut serta meningkatkan mutu pendidikan.

Pembinaan dimaksud tidak menyangkut hanya sebatas ruang lingkup tenaga guru dan siswa, tapi juga pembinaan para orang tua itu sangat berarti.
 

Demikian diungkapkan Kepala SDN Munjul Kec. Darmaraja Kab. Sumedang Surya Dinata, yang didampingi Ujang Koswara saat ditemui wartawan surya mengatakan, selain memprioritaskan pembinaan, pihaknya juga sangat memperhatikan sekali terhadap sagala bentuk fasilitas yang menunjang kualitas anak didiknya. Meskipun SDN Munjul yang dipimpinnya sekarang ini berada di pedesaan, namun tak terkalahkan oleh SDN yang berada di kota.
 

“Ini adalah angan-angan saya jauh sebelum saya diangkat jadi kepala disini,” ujarnya meyakinkan. Saat ditanya oleh wartawan tentang kesadaran orang tua dalam menyekolahkan dan arti pentingnya pendidikan, Surya mengakui sangat bangga ternyata bisa dibuktikan bahwa siswa-siswi alumni SDN Munjul terus melanjutkan ke tingakat SMP dan tidak ada yang DO (Drop Out).
 

“Arahanya melalui program pembinaan tadi kami disini sangat mengaharapkan pertisipasi masyarakat karena kesadaran pendidikan ini bukan sebagai kewajiban guru tapi juga semua unsur,” katanya lagi penuh harapan.
 

Dan untuk membangun sumber daya manusia yang handal, diperlukan tenaga pengajar yang berkualitas dan handal pula. Karena hanya guru yang bisa menstrasfer ilmu pendidikan yang merupakan asset bangsa yang tidak ternilai harganya.
 

Selain itu sekolah ini juga mengembangkan SDM dengan melaksanakan program yang terencana sehingga dapat tepat sasaran. Siswa yang unggul jiwa dan raganya dapat dilihat pada penampilannya kondisinya sehat dan rapih. Dan tak ketinggalan, penciptaan suasana pengembangan kualitas ketakwaan dalam mengamalkan agamanya ada di sekolah ini. (IH)


Kepsek SMPN 3 Leles, Drs. Sarif Nuroni, M.Pd :  “Rehabilitasi Sekolah Berdampak Psikologis Yang Cukup Besar”


Garut, Kompass Indonesia - Pada dasarnya program rehabilitasi menjawab harapan masyarakat akan kebutuhan tempat belajar yang baik. Infrastruktur yang bagus membawa siswa dan guru pada iklim atau suasana belajar mengajar yang kondusif.
 

Siswa dapat belajar dengan tenang dan guru bisa meningkatkan kemampuannya dalam mendidik murid-muridnya. Kelas yang bagus, tentu saja dapat menekan angka putus sekolah. Sebab menurut penelitian, selain kendala ekonomi, faktor lain mendorong siswa putus sekolah adalah buruknya infrastruktur sekolah.

Program rehabilitasi juga memberi momen penting bagi pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Sebab mekanisme penyaluran dana rehabilitasi berupa Swakelola. Demikian halnya pembangunan rehabilitasi ruang belajar SMPN 3 Leles. Dengan adanya pembangunan ini tentu bisa mendorong  kualitas pendidikan di Kabupaten Garut.

Dikatakan Kepala Sekolah SMPN 3 Leles Drs. Sarif Nuroni, M.Pd, diruang kerjanya belum lama ini, kepada Wartawan Kompass Indonesia, bahwa pelaksanaan proyek rehabilitasi ruang kelas sudah berjalan dengan memuaskan, baik dalam pelaksanaan waktu kalender dan rehabilitasi kerusakan-kerusakan ruang kelas.
 

Menurut Drs. Sarif Nuroni, M.Pd bantuan rehabilitasi ruang kelas berjalan sesuai waktu pelaksanaan dan bisa digunakan sebagai ruang yang representatif untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bantuan rehab APBNP tersebut memberikan suatu prospek yang baik untuk peningkatan sarana prasarana didunia pendidikan.
 

Disampaikan Drs. Sarif Nuroni, M.Pd. pelaksanaan rehab ruang belajar dilaksanakan dengan didasari niat yang baik, dedikasi yang tinggi, dan tanggung jawab yang besar demi keberhasilan pendidikan di SMPN 3 Leles secara khusus dan keberhasilan pendidikan di Kab. Garut secara umum.

Pelaksanaannya oleh sekolah dan masyarakat serta Komite Sekolah mulai dari segi perencanaan, pihak sekolah menyusun rencana rehabilitasi bersama-sama dengan komite sekolah. Guru dan orangtua murid duduk bersama memikirkan berbagai kebutuhan, dari bahan bangunan hingga tukang bangunan, sehingga berdampak psikologis yang cukup besar masyarakat merasa memiliki sekolah, sebab mereka turut membangun sekedar paparnya. dengan ramah. Kebijakan swakelola juga memberi ruang pemberdayaan masyarakat sekitar dan membuka lapangan kerja baru. Selain itu, roda ekonomi masyarakat juga bisa berputar. Akhirnya mereka semakin termotivasi untuk menyekolahkan anak mereka disekolah ini. Suksesnya program rehabilitasi kelas belajar ini, merupakan sukses bersama semua pemangku kepentingan. Semua bergerak sinkron menuju terciptanya masyarakat Indonesia yang cerdas dan berpendidikan. Dalam konteks ini, program rehabilitasi tak sekedar memperbaiki infrastruktur sekolah, namun juga “merehabilitasi masa depan bangsa”, tuturnya. (Mawardi)



“SDN Cangkuang II Berprestasi”

Garut, Kompass Indonesia - Sejak kepemimpinan Mimin Rusmini, S.Pd untuk memimpin SDN Cangkuang II Kec. Leles Kab. Garut, sekolah ini menunjukan prestasi yang sangat signifikan. Terbukti beberapa siswa sekolah ini sudah menoreh predikat lomba cerdas cermat tingkat Kabupaten Garut dan MIPA tingkat Provinsi Jawa Barat. Sedangkan tingkat kecamatan mendapat juara kesatu bidang studi Matematika.
 

Prestasi siswa sekolah SD yang luar biasa ini, patut diacungi jempol atas prestasi yang diukir anak bangsa di SDN Cangkuang II. Sesuai hasil konfirmasi KI, dengan Kepsek SDN Cangkuang II, Mimin Rusmini, S.Pd dia mengatakan dengan tekad yang bulat, ketulusan dan peran para guru yang memberikan motivasi peningkatan mutu pendidikan. Sehingga sekolah ini, dapat mencapai prestasi tuturnya dengan ramah.
 

Mimin, menyampaikan komitmennya guru yang berkualifikasi dibidangnya, lingkungan sekolah yang kondusif serta jalinan kerja sama dan kemitraan dengan orang tua murid, masyarakat dan stakeholder sangat berperan dalam peningkatan prestasi sekolah ini, tegasnya. Sedangkan kepemimpinan Mimin adalah mengomunikasikan visi pribadi dan visi sekolah kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. 

Meningkatkan prestasi sekolah dengan mengoptimalisasi proses pembelajaran, mengoptimalkan penggunaan fasilitas sekolah. Strategi tersebut dilakukan bersamaan karena keterkaitan satu dengan yang lainnya. Kepemimpinan Mimin mempunyai karatestik yang sama dengan kepemimpinan transformasional yaitu mampu mempengaruhi komponen siswa dalam proses perbaikan sekolah dengan tetap berorientasi pada kemajuan belajar siswa, pungkasnya. (S. Pargaulan.M)


“SMP PGRI Sindang Suka Memprihatinkan”
 

Garut, Kompass Indonesia - Di era Globalisasi saat ini masih ada terdapat gedung sekolah yang tidak layak pakai. Fisik bangunan SMP PGRI Sindang Suka, Desa Sindang Suka, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, kini memprihatinkan.
 

Empat unit bangunan sekolah, sejak tahun 1985 ini sudah tidak layak pakai karena rusak berat. Selain atap genteng banyak yang bocor, kasau, tiang serta kusen sudah lapuk karena termakan usia. Secara kasat mata terlihat kuat dan kokoh tetapi sesungguhnya, sebagian sudah retak-retak sehingga mengkhawatirkan  akan roboh.
 

Kepala SMP PGRI Sindang Suka, Sari Ermansyah S.Pdi mengatakan kepada wartawan Kompass Indonesia di ruang kerjanya belum lama ini, sangat memprihatinkan dengan kondisi bangunan sekolah yang di pimpinnya.

“Buruknya fisik gedung sekolah tersebut membuat siswa khawatir dan para orang tua/masyarakat enggan menyekolahkan anaknya di sekolah ini. Padahal sejak 1985, sampai sekarang sudah ribuan siswa tamat dari SMP PGRI Sindang Suka ini,” ucap Sari Ermansyah.
 

Ditegaskannya, belum sekalipun mendapat perbaikan meskipun usulan rehabilitasi sudah berulang kali disampaikan, belum juga mendapatkan respons dari pemerintah Kab. Garut cq. Diknas Kab. Garut. 

“Kami Serasa sudah putus asa mengajukan usulan rehab,” ujarnya. Sebagaimana diakuinya atas dorongan masyarakat, pihaknya kembali melayangkan proposal rehabilitasi gedung sekolah tersebut. Hasilnya, Kami tidak tahu, apakah dibantu atau tidak. Kami sangat menyayangkan sikap Pemerintah Daerah yang kurang selektif  untuk melakukan verifikasi rehabilitasi dimana gedung yang sangat memprihatinkan kurang mendapat respontif dan sebaliknya dari Pemda Garut,” keluhnya.
 

Sekolah ini hanya memiliki 4 unit gedung lokal belajar yang ditempati 160 orang siswa. Secara ratio siswa tidak layak lagi, untuk menempati ruangan belajar hanya 4 unit. Sari Ermansyah mengatakan tidak ada pilihan lain kecuali memaksakan siswa belajar dilokasi yang serba rusak ini.

“Kami juga khawatir jika sampai roboh dan dapat mengakibatkan bencana kepada para siswa. Kami minta kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Garut agar peduli terhadap dunia pendidikan di daerah untuk mencerdaskan anak bangsa,” harapnya. (S. Pargaulan, M) 

Imas Ely S.Pd M.Si (Ka. UPTD TK/SD Dinas Pendidikan Kec. Ganeas Kab. Sumedang) : “Jabatan Itu Amanah”

Sumedang, Kompass Indonesia - Bagaimana menciptakan sumber daya guru yang handal, kreatif, inovatif, dalam menjalankan profesinya untuk itu mereka perlu mendapatkan perhatian masalah sarana dan prasarana. Supaya nantinya menjadi sosok guru yang bertanggung jawab dan profesional di bidangnya.

Kata Kepala UPTD TK/SD dinas Pendidikan Kec. Ganeas Kab. Sumedang Imas Ely S.Pd M.Si, mengatakan kepada KI beberapa waktu yang lalu, bahwa beliau menjabat ditempat tersebut baru tiga bulan. Memang banyak yang harus dibenahi khususnya tentang sarana dan prasarana pendidikan namun berkat semangat pengabdian para guru hal semacam itu tidak menjadi kendala.

Imas Ely S.Pd M.Si juga mengatakan, Gedung SD Negeri yang berada di wilayah Ganeas sebanyak 13 unit dan MI 1unit, dengan semangat pengabdian guru disini boleh di acungkan jempol untuk mencerdaskan anak-anak bangsa dan demi suksesnya wajib belajar 9 tahun sangat tinggi.

“Diwilayah ini sudah banyak kemajuan berkat dedikasi kepala dan guru serta pegawai UPTD Kecamatan Ganeas,” ujar salah seorang masyarakat pemerhati pendidikan di Kecamatan Ganeas.
Imas Ely S.Pd M.Si mengatakan kepercayaan pemerintah dan dukungan masyarakat harus dijalankan karena jabatan itu adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan. (IH)




SD 010 Dumai Butuh Dukungan Mobiler
 

Dumai, Kompass Indonesia - Kepala Sekolah Dasar (SD) 010 ( Drs. Asnan Jalil, Sip) Kelurahan Ratu Sima Dumai kepada Kompass Indonesia bincang-bincang di ruangnya pada 09/06 yang lalu.

Di tengah-tengah kesibukannya, ia mengatakan SD 010 “Saat ini banyak sarana dan prasarana di sekolah kita yang belum terkaver, antara lain mobiler sekolah, seperti kursi dan meja belajar untuk para murid belajar. Kita lihat kursi dan meja belajar banyak yang sudah  lapuk dan tidak layak di gunakan lagi. Kita butuh untuk kebutuhan be-lajar sekitar untuk satu ruang kelas saja. Sedangkan sekolah kita saat ini sudah 12 lo-kal yang terdiri dari kelas I s/d kelas VI dan masih banyak meja dan kursi  yang kita butuhkan untuk belajar bagi siswa kita. Ya kita berharap kepada Dinas Pendidikan Kota Dumai, dapat memperhatikan sekolah kita dan merealisasikannya, supaya sarana dan prasarana SD 010 dapat di lengkapi,” seperti kursi dan meja yang kita butuhkan saat ini,” ujar Asnan Jalil, Sip.

Selanjutnya ia menjelaskan mengenai  upaya dan sistem untuk meningkatkan mutu pendidikan  banyak yang sudah dilakukan dan diupayakan antara lain rutin dilakukan seperti remedial, try out, pelajaran tambahan. “Khusus untuk kelas 6, untuk memantapkan kita berikan pelajaran tambahan sekitar dua jam penambahan waktu belajar.

“Selain itu mengenai sistem kurikulum, kita mengacu dan berpedoman kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan kita juga buat program pada standar pendidikan. Selain itu, mengenai sistem penerimaan siswa baru (PSB) kita berpedoman pada acuan  dari Surat edaran dari Dinas Pendidikan,” ujar Asnan Jalil, Sip. Ia menambahkan, “Pada Akreditasi tahun 2004 yang lalu kita mendapat nilai C Akreditasi dari Dinas Pendidikan Kota Dumai,” mengakhirinya kepada Kompass Indonesia. (Feri)



SMP Negeri II Long Sule Kurang Tenaga Pengajar serta Sarana dan Perasarana yang Memadai
 

Malinau, Kompass Indonesia - Sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945 secara konstitusional, Pemerintah berkewajiban serta mengusahakan dan mengembangkan pembangunan pendidikan secara Nasional.
 

Pendidikan merupakan dasar kekuatan bangsa negara maka pendidikan dijadikan program prioritas Nasional. Karena pendidikan sangat di butuhkan oleh setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa, bernegara serta bermasyarakat. Tentu dalam membangun bidang pendidikan dari kota sampai pedalaman tanpa terkecuali.
 

Pendidikan bukan hanya pemberantasan buta huruf atau sekedar sekolah seperti yang di pahami sebagian dari banyak orang. Selain itu pendidikan salah satu eksistensi cara menyelesaikan persoalan dan salah satu sarana utama menuju terwujudnya kesejahteraan dan kecerdasan dan martabat bangsa pada dasarnya tidak lepas dari proses pemberdaayaan manusia dan kebudayaan.
 

Seperti di Kabupaten Malinau, tepatnya di Desa Long Sule Kecamatan Kayan Hilir dari tahun 2003 sudah berdiri SMP Negeri II yang merupakan bentuk upaya pemerintah pusat dan daerah dalam membangun bidang pendidikan.
 

Kepala sekolah SMP Negeri II Long Sule, Sulau Lahang, AMD, memaparkan bahwa minat anak belajar cukup tinggi walaupun daerah Long Sule bisa dikatagorikan daerah terisolir. Tahun ajaran 2011-2012 SMP Negeri II Long Sule berjumlah 54 siswa siswi termasuk 13 kelas IX yang sudah lulus UN.
 

Selanjutnya mengenai kekurangan yang mendasar dalam membangun pendidikan khususnya di SMP Negeri II Long Sule adalah Sumber Daya Manusia (SDM) dari tenaga pendidik sendiri walaupun saat ini ada 10 guru 7 PNS 2 Kontrak, 1 Honor sekolah. Untuk guru bidang studi MATEMATIKA dan IPA sementara dua bidang studi tersebut masih di rangkap oleh guru umum.
 

Harapan kepala sekolah SMP Negeri II, pemerintah daerah maupun pusat untuk bisa memberikan pendidikan pada tenaga pendidik atau guru yang ada di SMP Negeri II Long Sule, agar anak bangsa yang ada perbatasan NKRI bisa bersaing dengan anak negeri yang ada di perkotaan.
 

Selain itu, juga saat ini SMP Negeri II Long Sule belum memiliki sarana dan prasana yang memadai seperti alat tulis guru masih memakai kapur tulis, gedung  laboratorium, dan alat peraga.
Begitu juga dengan terlambatnya informasi pendidikan yang bersumber dari Disdikpora daerah maupun pusat. Hal ini merupakan kendala utama dalam percepatan pembangunan pendidikan pada anak didik maupun tenaga pendidik karena Long Sule terkatagori daerah terisolir.
 

“Selain itu juga harapan kami sebagai tenaga pendidik maupun masyarakat yang ada dipedalaman khususnya Long Sule, agar pemerintah daerah bisa memberikan kemudahan tranportasi udara baik yang bersubsidi atau reguler, karena kami dalam urusan dinas maupun perorangan selalu mendapat kesulitan dalam pembelian tiket karena alasan sudah di booking,” ungkap kepsek. (bh)


SDN Mangga Besar 05 Pagi Syarat Prestasi

Jakarta, KI
 

Komitmen manajemen sekolah SDN Mangga Besar 05 Pagi patut diacungi jempol. Pasalnya sekolah ini memberikan pengajaran dan pendidikan yang berkualitas.
 

Terbukti dengan selalu meraih juara berbagai kegiatan baik akademik maupun non akademik.
Sekolah yang dipimpin oleh Bpk Djazuli ini terus-menerus melakukan pengajaran yang mewujudkan pendidikan yang maju dan sekolah pun selalu menciptakan yang nyaman dan aman.
 

Menurut A. Djazuli, selaku Kepala Sekolah SDN Mangga Besar 05 Pagi telah mengatakan, pihaknya selalu menjalankan pengajaran dan pembinaan kepada siswa secara menyeluruh pada persiapannya kami selalu berupaya membangun sekolah ini dengan kebersamaan dan dalam menciptakan belajar yang nyaman pihaknya selalu membersikan ruang kelas sebelum kegiatan belajar mengajar.
 

Lanjutnya, sekolah ini memiliki jumlah murid 176 siswa. Meski demikian sekolah ini telah meraih prestasi seperti lomba Futsal mendapatkan juara 1 tingkat kecamatan, lomba menganyam juara 2 harapan tingkat kecamatan dan juara catur putri juara 3 tingkat kecamatan, dan masi banyak lagi yang lainnya, jelasnya kepada Kompass Indonesia. (Anton. PS)


SDN Duri Kepa 06 Pagi Meraih Juara Pencak Silat
 

Jakarta, KI
 

SDN Duri Kepa 06 Pagi belum lama ini telah meraih pres-tasi yang sangat membanggakan yakni mendapatkan kejuaraan pencak silat se-Jabodetabek,  dalam kejuaraan pencak silat tersebut sekolah ini mendapatkan juara 1 dan untuk seni silatnya mendapatkan juara 3, yang mempunyai jumlah murid 369 siswa.
 

Ketika Kompass Indonesia menemui Bpk. H. Derasman, S.Pd selaku kepala sekolah SDN Duri Kepa 06 Pagi di ruang kerjanya mengatakan bahwa “Prestasi ini hasil kerja keras saya bersama guru dan prestasi itu sangat membanggakan dan mengharumkan nama sekolah, saya memilih eskul pencak silat ini agar anak didik saya bisa mempunyai bekal untuk belah diri,” katanya.
 

Lanjut Derasman saya menjadi kepala sekolah disini belum genap 1 tahun dan ditahun 2010 saya terpilih sebagai guru berferestasi, dalam acara study banding keperancis saya mewakili kepala sekolah di Provinsi DKI Jakarta. (Anton.PS)
 



SMA I Dumai Upayakan Mutu Pendidikan Menuju RBSI

Dumai, Kompass Indonesia

SMA I Dumai yang berada di Jalan Lintas Bukit Jin Dumai saat ini berupaya meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan seperti berbagai program dan kegiatan yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk berupaya meningkatkan mutu pendidikan dan proses ajar mengajar di sekolah, ketika ditemui 


Kompass Indonesia bincang-bincang kepada salah seorang guru SMA I Dumai, mengatakan saat ini SMA I Dumai membentuk Rintisan Berstandar Sekolah Internasional, saat ini sedang mempersiapkan diri menuju RBSI.

Selain itu SMA I Dumai, beberapa orang gurunya sudah lakukan Study Banding ke Malaka Internasional School yang akan diterapkan di SMA I Dumai nantinya. Selain itu SMA I Dumai sudah melakukan program pelatihan Bahasa Inggris tahap 2 menuju persiapan RSBI pada tanggal 30 April s/d 9 Mei 2012, selanjutnya SMA I Dumai akan pergi ke Pekanbaru untuk Study Banding ke salah satu sekolah yang sudah RBSI, salah satunya sekolah di Pekanbaru untuk anak yang mampu Bilingual (Dua bahasa) untuk kita jadikan acuan dan kita terapkan di SMA I Dumai, selain itu kita mengirim siswa kami dalam berbagai bidang pelajaran/mata pelajaran sebanyak-banyaknya untuk mengikuti kompetensi dalam rangka ulang tahun sekolah Santotrasisius, selain itu SMA I Dumai pada tahun lalu pernah mengadakan Smile Olimpiade SMA I Dumai kita gelar untuk se Kota Dumai, mengakhirinya kepada wartawan. (FERY)


SDN 03 Pagi Rawa Buaya  “Bisnis” Di Sekolah

Jakarta, Kompass Indonesia

Masih banyak sekolah yang mencoba mencari  keuntungan dan berbisnis padahal Pemerintah pusat baik pemerintah daerah sudah maksimal berupaya, memberikan berbagai bantuan untuk  seluruh peserta didik se-Indonesia memprioritaskan mengedepankan pendidikan agar bangsa ini tidak sem-kin terpuruk.
Tugas dan tanggung jawab Negara adalah mencerdaskan anak bangsa, sehingga di bentuk UU dan peraturan serta  mengutamakan bantuan pendidikan mengentaskan ke miskinan dan memerangi ke bodohan. Dengan demikian tidak ada lagi alasan di Indonesia anak bangsa yang  putus sekolah akibat tidak mempunyai biaya untuk sekolah.

Hasil  pengamatan dan pantauan  Kompass Indonesia masih banyak kecurangan dan penyimpangan oleh pihak sekolah,yang selalu berupaya memanfaatkan keadaan seperti yang terjadi di sekolah SDN 03 Rawa buaya cengkareng, masih melakukan  pungutan terhadap siswanya kelas 4, guru yang bernama  Ibu Nety memungut Rp 1000/siswa untuk bayar ulangan harian semester/2 mata pelajaran.

Untuk  bayar uang  praktek kesenian Rp 5000/siswa  dan uang amal setiap hari jumat  minim Rp1000/siswa.

Hal-hal seperti ini sering terjadi, bahkan kian marak di wilayah kerja kasudin Administrasi Jakarta barat.

Dalam hal ini perlu di resafel, SKPD Jakbar. Dengan banyaknya  pungli yang terjadi disekolah agar instansi terkait secepatnya menindak  kepala sekolah yang masih berani melakukan pungli. (Agus, G / Supriati,G / Marpaung)


SMKN 13 Jakarta Maksimal Laksanakan UN

Jakarta. Kompass Indonesia
Ujian Nasional (UN) adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan.

Dalam menjalankan Ujian Nasional, Siswa dan Siswi SMKN 13 Jakarta sangat terlihat tertib dan lancar serta maksimal menghadapinya. Dari lima mata pelajaran yang di UN kan tidak membuat siswa patah semangat dalam mengerjakan soal-soal UN karena sebelumnya guru-guru sudah membekali pelajaran-pelajaran untuk menghadapi Ujian Nasional.

Sekolah yang dipimpin Bpk. DRS. H. Chairuddin ini telah memiliki rasa optimis siswa-siswinya bisa lulus 100%. UN diikuti 334 siswa dan siswi.

Menurut Kasubak TU SMKN 13 Jakarta Bpk. Budiyono mengatakan, pihaknya sudah memberikan yang terbaik untuk menghadapi UN seperti TryOut dan Pendalaman Materi (PM). Bahkan,  sejak November sampai Maret lalu Bpk. Budiyono telah melakukan so-sialisasi terhadap siswa da siswinya terkait UN dan persiapannya.

Lanjut Bpk. Budiyono, “Untuk kelulusan tahun ini sudah ada perusahaan yang mengseleksi siswa dan siswi disini, kurang lebih 150 siswa yang rencananya untuk diperkerjakan di Herro dan Alfamart,” katanya. (ANTON. PS)


SD Negri Kedokan Butuh Ruang Kelas Baru

SD Negri Kedokan
Tanggerang, Kompass Indonesia
SD Negri Kedokan Kec. Cisauk Kab. Tanggerang yang mempunyai luas tanah 2700 meter yang terbagi menjadi 2 lokasi, yang dibawah mempunyai luas tanah 2000 meter dan yang diatas 700 meter dan hanya mempunyai 8 lokal sudah termaksud ruang guru dan kepala sekolah.

Saat ini, sekolah tersebut sangat membutuhkan penambahan Ruang Kelas Baru (RKB) mengingat kebutuhan fasilitas yang tidak memadai karna siswanya sudah mencapai 355 siswa. Pihak sekolah sangat mengharapkan Dinas Pendidikan dan Intansi Terkait segera memberikan bantuan untuk membangun Ruang Kelas Baru.

Demikian disampaikan Ibu Sarjiyati. S.Pd selaku kepala sekolah  SD Negri Kedokan kepada Kompass Indonesia beberapa waktu yang lalu diruang kerjanya. Menurutnya, “Walaupun demikian aktifitas sekolah selalu berjalan seperti biasanya.

Kendati hanya dengan fasilitas belajar seadanya, namun sekolah ini pernah menjuarai Bidang Study dua kali berturut-turut ditingkat Kec. Cisauk.

Kepala sekolah dan guru selalu memberikan yang terbaik meskipun kelasnya tidak memadai, dan mobilernya pun sudah tidak layak lagi untuk digunakan.

“Tahun kemarin sudah pengen dikasi untuk 2 lokal tetapi entah kenapa tidak jadi untuk dibangun. Saya sangat berharap sekali sekolah ini bisa mendapatkan Ruang Kelas Baru biar belajarnya bisa lebih efektif lagi,” imbuh Surjiyati. SPd. (Glen/Anton) 


Pembangunan SDN Semanan Jakbar Terbengkalai
Bangunan gedung baru SDN Semanan, Kalideres, Kota Adm Jakarta Barat yang dibiarkan terbengkalai sejak Oktober 2010.  Batu bata merah masih teronggok di halaman gedung yang diurug dengan campuran puing dan masih dalam keadaan berantakan.(Agus/Atin)

Jakarta, Kompass Indonesia

Keberadaan gedung Sekolah Dasar Negeri Semanan, Jl. Kp. Gaga, Kl. Semanan, Kc. Kalideres, Kota Adm Jakarta Barat terkesan misterius.

Pada pengumuman lelang Dinas Pendidikan DKI Ja-karta yang dipublish 6 Juni 2011, dinyatakan sebagai Penyelesaian Pembangunan Baru Gedung SDN Semanan, dengan nilai anggaran Rp.1.406.339.000,-

Tetapi pada papan proyek di lokasi justru disebutkan sebagai Penyelesaian Rehabilitasi Total SDN Semanan yang dimulai sejak18 Juli 2011, tanpa mencantumkan nilai biaya pelaksanaan pekerjaan.
Sehingga tidak jelas, apakah bangunan baru atau rehab total.

Malahan penyelesaian pembangunan yang sudah dimulai pada tahun anggaran 2010 itu, justru tidak berlanjut sebagaimana dinyatakan dalam dokumen lelang Dinas Pendidikan tahun anggaran 2011 ini, yakni penyelesaian pembangunan.

Hingga Jumat (18/11) lalu, kondisi fisik bangunan masih pada tahap finishing sekitar 90%. Semenara bangunan dibiarkan terbengkalai, dan tidak nampak lagi adanya aktivitas pelaksanaan pekerjaan.
Pengamatan wartawan, Jumat (18/11), di lokasi proyek masih teronggok batu bata merah dan material lainnya. Sedangkan pengurukan halaman gedung SDN yang menggunakan campuran puing tersebut nampak masih berantakan.

Menurut warga sekitar, proyek itu tidak lagi dikerjakan sejak awal Oktober. “Sejak satu bulan lalu, tidak dikerjakan lagi. Tidak tahu kenapa,” ungkap mereka heran. Sementara Kasi Dinas Dikdas Kec. Kalideres Bambang Sudjarwo mengemukakan di ruang kejanya, Selasa (06/12), bahwa  bangunan gedung SDN di Jl. Kampung Gaga tersebut adalah bangunan baru yang sudah mulai dikerjakan sejak tahun 2010 lalu. Namun penyebab terhentinya penyelesaian pembangunanya tidak diketahui dengan pasti. Padahal gedung tersebut sangat diperlukan untuk menambah daya tampung  sekolah negeri di kawasan pinggiran.

“Saya sangat berharap agar penyelesaiannya dapat dipercepat. Mengingat daerah pinggiran, mayoritas daya tampung tidak memadai. Daya tampung sekolah negeri tidak memadai, terpaksa beralih ke swasta,” tuturnya penuh harap, mengingat biaya pendidikan di sekolah swasta masih relative  mahal, yang menjadi salah satu kendala untuk menyukseskan wajar 9 tahun. Pada kesempatan itu, Bambang juga mengungkapkan harapannya agar secepatnya merehab gedung sekolah yang sebe-narnya tidak lagi layak pakai. Misalnya gedung SDN Tegal Alur 07, yang memerlukan tindakan segera mengalokasikan nggaran untuk merehabilitasi total. Sehingga musibah yang potensial makan korban, bahkan korban jiwa dapat dicegah sedini mungkin.

“Fisik bangunan sudah tua. Banyak yang keropos. Sebenarnya sudah diusulkan tahun 2010 lalu,”harapnya. Pada akhir perbincangan dikemukakan, permasalahan di bidang pendidikan ini masih relative banyak.  disamping daya tampug sekolah yang masih lebih rendah dari kebutuhan dan banyaknya bangunan gedung  sekolah yang sudah tua, tenaga guru pun ternyata masih kurang.           (Agus/Atin/Marpaung) 


SMPN 2 Binsus Dumai, Rintisan Berstandar Internasional

Dumai, Kompass IndonesiaSMP Negeri 2 Binsus Kota Dumai  berupaya tingkatkan terus mutu pendidikan dan saat ini mutu pendidikan SMPN 2 Dumai sudah berstandar internasional, demikian di jelaskan Kepala Sekolah SMPN 2 Dumai Rahmawati (9/3) lalu. Diruangannya mengatakan, “Untuk menuju mutu pendidikan berstandar internasional ada delapan item standar yang harus ktia rujuk kesana, termasuk program pusat. Kita ikuti dan laksanakan dengan baik, selain itu kita juga mendapat bantuan dari daerah, dari dana APBD. Kita mendapat bantuan dalam bentuk material/barang tidak berupa bantuan dana. Tapi kalau mengenai bantuan dari APBN pusat kita mendapatkan dalam bentuk dana kita terima,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Rahmawati, kita saat ini (SMPN 2 Dumai, red), masih tahap rintisan yang menyangkut dalam mempersiapkan diri. Sekolah SMPN 2 Dumai berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mutu Sekolah yang bertaraf internasional. Tidak hanya itu, di sekolah SMPN 2 Dumai ada empat mata pelajaran yang pakai dua bahasa antara lain, Matematika, Fisika, IT dan mengenai alat-alat.

“Sarana prasarana sekolah kita lengkapi dengan dana sharing Komite Sekolah dari Wali Murid untuk melengkapi kebutuhan sarana prasarana penunjang, seperti menyediakan sarana IT yang dibutuhkan sekolah dalam proses sekolah dalam proses ajar-mengajar di sekolah. Kalau kita lihat dana yang diberikan bantuan pemerintah dari dana APBD tidak tercover semuanya untuk melengkapi kebutuhan dan prasarana sekolah dan biaya-biaya lainnya. Makanya kita ambil kebijakan dengan komite sekolah dan kesepakatan bersama-sama dengan orang tua/wali murid kita minta bantuan sharing dengan komite sekolah, kemudian kita juga bentuk koperasi sekolah yang dikelola oleh guru-guru yang merupakan satu upaya dan kebijakan satu item yang dibuat oleh kepala sekolah dalam bentuk kewirausahaan yaitu koperasi sekolah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sekolah.

Selain itu kita dulu ada kerja sama dengan Caltex dan mendapat binaan dari Caltex. Namun sejak tahun 2000 Kita sudah putus kerja sama dengan Caltex. Dan sekarang sekolah SMPN 2 sudah diambil alih oleh Pemda SMPN 2 Dumai dan menjadi SMPN 2 Binsus Kota Dumai, karena kita sudah negeri. Kalau dulu kita dana intensif dari Caltex ya sejak saya sebagai kepala sekolah SMPN 2 Dumai kita tidak lagi mendapatkan bantuan dana intensif dari Caltex lagi,” tutur Rahmawati.

Selain itu mengenai pengawasan dana BOS mulai dari Dumai Propinsi dan Pusat, Rahmawati menjelaskan, “Kita tetap mengacu pada peraturan yang ditentukan pemerintah melalui dinas pendidikan kota dumai selain itu mengenai Penerimaan Siswa Baru (PSB) kita mengacu ke pusat yaitu 20 persen untuk orang yang kurang mampu/miskin sesuai yang kita lakukan tes dan uji seleksi yang kita terima, dari jumlah pendaftar 20 % tersebuat. Kita seleksi persyaratan yang dibutuhkan seperti surat miskin yang kita seleksi sesuai terdaftar dari Walikota. Namun kita tidak berpedoman dengan surat miskin 100% sepenuhnya dari surat miskin dari kelurahan, kita juga ada Tim Survey yaitu dalam program Home Be Sead (datang ke rumah yang bersangkutan) ketentuan saat penerimaan siswa baru (PSB),” sambungnya.

Saat ini kota dumai mendapat kuota dari Dinas Pen-didikan setiap lokal 25 orang/lokalnya untuk 10 lokal di SMPN 2 Binsus, yang terletak di Jalan Sultan Syarif Kasim Dumai Timur. “Kita setiap tahun PSB untuk kelas satu untuk 10 lokal rata-rata 25 orang per kelas, selain itu kita juga ada subsidi silang untuk bantuan kegiatan kesiswaan, yaitu untuk kebutuhan murid yang bersumber dari dana biaya Operasional siswa (BOS) dan termasuk bantuan wali murid atau bea siswa,” imbuh Rahmawati kepada KI. (Muhardi)


UN 2013, Peluang "Nyontek" Dipersempit
 

Surabaya, Kompass IndonesiaPemerintah berjanji meningkatkan kualitas penyelenggaraan ujian nasional untuk memperoleh hasil yang maksimal. Tahun depan, variasi soal UN akan detingkatkan untuk lebih memperkecil kemungkinan aksi contek.

Menteri Pendidikan Nasional Mohamad Nuh mengatakan, pihaknya saat ini tengah menyusun formulasi peningkatan variasi soal hingga 10 variasi sehingga nanti dalam satu kelas yang diisi 20 peserta UN hanya ada dua siswa yang soalnya sama.

"Saat ini dalam satu kelas masih lima variasi. Ke depan akan ditingkatkan 10, bahkan lebih," katanya di Surabaya, Minggu (22/4).

Peningkatan variasi soal UN itu, kata mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) ini, dilakukan semata-mata agar peserta UN mempersiapkan diri lebih matang dalam menjalani ujian nasional.

"Intinya agar siswa belajar karena UN sejatinya adalah menekan siswa untuk giat belajar," ujarnya.
Selain meningkatkan variasi soal, pihaknya juga akan meminimalkan kasus kekurangan atau soal yang tertukar. Meskipun kata Nuh, keduanya adalah hal yang wajar dalam sebuah paket pekerjaan dalam jumlah banyak.

"Potensi soal tertukar, soal kurang, tetap ada, tetapi kami berupaya menekan pihak percetakan agar bekerja dengan sempurna tahun depan," tuturnya.

Senin (23/4/2012), UN diselenggarakan untuk pelajar tingkat SMP, MTs, dan SMPLB. Selama empat hari hingga Kamis (26/4), mereka menjalani ujian tulis mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Sementara untuk UN di tingkat SD/MI/SDLB dijadwal pada 7-9 Mei 2012. (Red)

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda