Wartawan Kompass Indonesia dibekali Kartu Pers yang masih berlaku dan Namanya tercantum dalam BOX REDAKSI ..:: Alamat Redaksi : Jalan Meruya Ilir Raya No. 20, Kembangan Jakarta Barat 11650 - Telp. 021-92280788 ::..

DKI Jakarta

“Orang Mati Juga Masih Menjadi Lahan Bisnis”
Dana Subsidi Gali Tutup Lobang Pemakaman Jakarta Barat  Diduga Kuat “Disunat “
 

Jakarta, KI
 

Suku Dinas Pemakaman Kota Administrasi Jakarta Barat serap anggaran gali tutup lobang Tahun 2010/2011. 
 

Tahun 2010 lalu, kantor Suku Dinas Kota Administrasi Jakarta Barat mendapat alokasi anggaran gali tutup lobang makam sebesar Rp 1,65 Miliyar sedangkan tahun 2011 mendapat alokasi anggaran gali tutup lubang sebesar Rp 1,1 miliyar, Anggaran penetapan dan Rp 500 Juta ABT (Anggaran Biaya Tambahan) total anggaran tahun 2011 Rp 1,6 miliyar, hampir sama dengan anggaran tahun 2010.
 

Ketika mau dikonfirmasi Kepala Suku Dinas Pemakaman kota Administrasi Jakarta Barat, Haeru Darodjak tidak berada di ruang kerjanya hingga berita ini diturunkan.
 

Dari penuturan Ketua Umum LSM GRIB, Heru M Ginting kepada KI, bahwa pihak Pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 300 ribu/lubang untuk gali tutup lubang dan masih menurut nya, tahun 2010 terdapat makam baru dilingkungan Sudin Pemakaman Kota Administrasi Jakarta Barat sebesar 4.726 makam (Data Sudin Pemakaman), berarti dapat disimpulkan anggaran yang terserap tahun 2010 adalah 4.726 x 300 = Rp 1.417.800.000.


Sedangkan dari hasil investigasi dan penelitian yang dilakukan selama kurun waktu 2010/2011, dengan menelusuri seluruh TPU-TPU yang ada di Jakarta Barat, hampir seluruh penggali lubang makam yang diteliti me-ngaku menerima Rp150/250 ribu per lubang, dan uang itu diterima dari pihak kantor TPU. 

Menurut Ginting riset (penelitian) yang dilakukan lebih banyak di TPU Tegal Alur. Berarti dapat disimpulkan bahwa anggaran yang disalurkan selama tahun 2010 untuk gali tutup lubang adalah 4726 x 150.000 = Rp 708.9 juta, berarti pada tahun 2010 terdapat sisa anggaran sebesar Rp.708,9 juta sedangkan asumsinya tahun 2011 dengan anggaran yang sama terjadi kebocoran sekitar Rp.708,9 juta, dapat disimpulkan bahwa anggaran gali tutup lubang 2010/2011 Rp 3,2 milyar, terdapat kerugian keuangan daerah sebesar kurang lebih Rp.1,5 miliyar lanjutnya.
 

"Kami sudah melakukan penelitian ataupun investigasi selama 2 tahun, sekarang kami sedang membuat laporan pengaduan kepada pihak intansi hukum terkait. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami sudah mendapatkan jawaban,” ujar Ginting mengakhiri pembicaraan dengan KI dikantornya.
 

Sama halnya ketika KI menanyakan kepada salah satu tukang gali Kuburan di TPU Tegal Alur, mengakui bahwa belaiu menerima uang gali tidak sesuai dengan subsidi dari pemerintah, “Saya hanya menerima sekitar Rp.200 Rb s/d Rp.250 ribu”.


Dalam hal ini sangat jelas bahwa subsidi yang di alokasikan pemerintah tersebut sudah menyalahi aturan,berbeda yang di katakan oleh kepala TPU Tegal Alur H. Husni kepada KI, "Saya mohon agar pemberitaan di TPU Tegal Alur jangan di ramaikan. Dan ketika wartawan menanyakan mengenai subsidi tersebut, Ka TPU Tegal Alur tidak dapat menjawab secara rinci kepada wartawan KI, namun H. Husni mengatakan untuk administrasi untuk pemerintah sebesar Rp.100 Rb/lobang serta mengakui bahwa untuk per lubang yang di berikan oleh para ahli waris sekita Rp.600 Rb s/d Rp.700 ribu, ternyata para pejabat masih tidak tahu malu. (as-gt)
 
Gorong Gorong Di Sulap Menjadi Lahan Parkir dan Bangunan Permanen

Jakarta, KI
 

Satu unit Bangunan yang terletak di jalan perun TM Kebun jeruk Blok A III, Kelurahan Meruya Selatan Kecamatan Kembangan Jakarta Barat,sungguh sangat serakah.

Gorong-gorong yang disulap jadi lahan parkir dan bangunan
Pasalnya, bangunan yang mengantongi izin  kantor  tiga lapis dengan no IMB : 13037/IMB/B/2011 tgl 29-11-2011 a/n Jeffri Massie. cs sangat tangguh dan luar biasa dalam menyelesaikan bangunan tersebut. Kecepatan dalam membangun bangunan kantor tersebut, pantas diberikan anjungan jempol sepuluh, pemilik bangunan tersebut dapat mengelabui pihak Pemda Jakarta Barat karena gorong-gorong juga ikut dibangun dan di sulap menjadi sarana parkir. Hal ini sangat luar biasa, Jeffri Massie.cs  dalam pelaksanaan bangunannya.

Dalam hal kecepatan mem-bangun bangunan gorong-gorong tersebut  wartawan ingin mengklarifikasi kepada kasie P2B Kembangan Ujang, namun kasie tersebut susah untuk di temui,sampai berita ini di turunkan pihak Kasie  P2B Kecamatan Kembangan belum dapat di mintai keterangannya.

Dilain pihak ketika Wartawan KI meminta komentar LSM-GRIB melalui sekjennya Muthas Surbakti mengatakan, seharusnya pihak pemerintah khususnya P2B Kecamatan Kembangan tidak sepantasnya menghindar dari wartawan, kalau memang tidak ada apa-apanya kenapa harus lari dan sembunyi dari kejaran wa-tawan. Untuk itu sepantasnya  pihak Satpol PP bekerja sama dengan P2B Kecamatan Kembangan bila ada masyarakat yang memanfaatkan fasilitas umum untuk kepentingan pribadi, selayaknya segera melakukan pembongkaran terhadap gorong-gorong tersebut, karena itu adalah  kepentingna masyarakat banyak,” papar Surbakti. (Tim)

 


 >> Walikota Jakbar Jangan Tutup Mata
Sudin Pemakaman Jakbar Diduga Kuat “Sunat” Anggaran
 “Dari Rp. 300 Rb s/d 600 Rb, Penggali Lubang Mengaku Hanya Mendapat Rp. 150 Ribu”

Jakarta, KI

Tahun 2010 Kantor Suku Dinas Kota Administrasi Jakarta Barat mendapat alokasi anggaran gali tutup lubang makam sebesar Rp 1,65 Miliar sedangkan tahun 2011 mendapat alokasi anggaran gali tutup lubang sebesar Rp 1,1 miliyar, Anggaran penetapan dan Rp 500 Juta ABT (Anggaran Biaya Tambahan) total anggaran tahun 2011 Rp 1,6 miliyar, hampir sama dengan anggaran tahun 2010.
Ketika hendak dikonfirmasi Kepala Suku Dinas Pemakaman kota Administrasi Jakarta Barat, Haeru Darodjak tidak berada di ruang kerjanya terkesan elergi terhadap wartawan hingga berita ini diturunkan.
 

Dari penuturan Ketua Umum LSM GRIB, Heru M Ginting kepada KI, bahwa pihak Pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 600 ribu/lubang untuk gali tutup lubang dan masih menurut nya, tahun 2010 terdapat makam baru dilingkungan Sudin Pemakaman Kota Administrasi Jakarta Barat sebesar 4.726 makam (Data Sudin Pemakaman), berarti dapat disimpulkan anggaran yang terserap tahun 2010 adalah 4.726 x 300 = Rp 1.417.800.000.

Sedangkan dari hasil investigasi dan penelitian yang dilakukan selama kurun waktu 2010/2011, dengan menelusuri seluruh TPU-TPU yang ada di Jakarta Barat, hampir seluruh penggali lubang makam yang diteliti mengaku menerima Rp150 ribu per lubang, dan uang itu diterima dari pihak kantor TPU. 

Menurut Ginting riset (penelitian) yang dilakukan lebih banyak di TPU Tegal Alur. Berarti dapat disimpulkan bahwa anggaran yang disalurkan selama tahun 2010 untuk gali tutup lubang adalah 4726 x 150.000 = Rp 708.9 juta, berarti pada tahun 2010 terdapat sisa anggaran sebesar Rp708,9 juta sedangkan asumsinya tahun 2011 dengan anggran yang sama terjadi kebocoran sekitar Rp708,9 juta dapat disimpulkan bahwa anggaran gali tutup lubang 2010/2011 Rp 3,2 milyar, terdapat kerugian keuangan anggaran pendapatan daerah APBD sebesar kurang lebih Rp1,5 miliyar lanjutnya.
 

Di tambahkan ginting,Walikota Jakarta Barat H.Burhanudin agar jangan tutup mata dalam permasalahan yang ada di wilayah binaannya,agar seluruh permasalahan yang menganut koruptor kelas teri disikat habis, bahkan jangan di berikan kesempatan untuk menduduki jabatan yang strategis, karena bila di biarkan hal ini berlarut larut maka sampai kapan permasalahan mengenenai penyelewengan dapat di atasi dengan baik, paparnya dengan geram.
 

“Kami sudah melakukan penelitian ataupun investigasi selama 2 tahun, sekarang kami sedang membuat laporan pengaduan kepada pihak intansi hukum terkait. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami sudah mendapatkan jawaban,” ujar Ginting mengakhiri pem-bicaraan dengan KI dikantornya.                
 

TPU Joglo Berubah Jadi Hutan
 

Anggaran 2011 pemeliharaan sarana dan prasarana TPU (Taman Pemakaman Umum) Joglo, Kec. Kebon Jeruk, Pemko Adm Jakarta Barat untuk periode Januari s/d Juni dan periode Juli s/d Desember 2011 senilai Rp 222.000.000,- dengan kode rekening 5.2.2.20.32 tidak jelas penggunaannya. Karena areal TPU Nampak tidak terawatt bahkan dipenuhi ilalang, layaknya taman dalam kota.
 

Sewaktu Kompass Indonesia berkunjung ke TPU Joglo unit Kristen, terlihat sebagian besar makam tidak terawat dengan baik, seolah tidak pernah di pelihara. Lebih ironis lagi, ada ahli waris yang datang ziarah ke makam orang tuanya malah sangat kecewa karena makam yang dicari tidak ditemukan karena sudah tertutup rimbunan ilalang yang lebat dan tinggi.
 

Petugas makam yang tidak mau disebut namanya justu mengaku tidak digaji Sudin Pemakaman Jakarta Baratda unutk kegiatan pemeliharaan. “Kami di beri upah oleh ahli waris untuk pelihara makam keluarga ahli waris. Untuk gali tutup lobang makam pun kami tidak dibayar,”Aku petugas makam di areal TPU, awal Januari lalu. Padahal anggaran untuk penggalian/penutupan makam sebesar Rp 1,115 miliar, dengan kode rekening 5.2.1. 02.02. Kegunannya untuk honorarium pegawai 
honorer/tidak tetap. 

Kasie Area Sudin Pemakaman Anwar yang dihubungi Kompass Indonesia, mengatakan bahwa pelaksanaan semua kegiatan pemeliharaan di TPU Joglo diserahkan kepada Kepala TPU pengawasan. Sedangkan pelaksanaan kegiatan diserahkan kepada pihak ketiga. “Pemeliharaan dilaksanakan oleh pihak ketiga. Saya lupa PT apa pelaksananya. Yang saya tahu pelaksana  pemeliharaan adalah Abdul Silaban,” ungkap Anwar di ruang kerjanya belum lama ini. 


Sementara Kasudin Pemakaman Haeru Darodjat tidak banyak berkomentar. “Saya baru di Sudin Pemakaman Jakarta Barat, jadi saya tidak atau belum mengetahui sejauh mana,” elaknya. Seolah kegiatan administratif tidak diserahterimakan pendahulunya.  (Red/KI) 


Pengurasan Saluran Air di Jl. Bojong Raya Hanya Pemborosan Anggaran

Jakarta, Kompass Indonesia

Pengurasan saluran air sepanjang Jl. Bojong Raya, Kl. Rawabuaya, Kec. Cengkareng, Kota Adm Jakarta Barat tidak bermanfaat. Walau saluran sudah  dikuras sejak tanggal  16 hingga 17 November mulai dari Kantor Lurah Rawabuaya hingga Jl. Bojong Indah, namun genangan air sepanjang saluran tetap tidak mengalir. Bahkan di beberapa titik nampak genangan air penuh hingga bibir saluran atau mencapai cor beton yang menutupi saluran. 

Kesiasiaan pengurasan tersebut terjadi karena sebagian besar saluran air ditutup dengan cor beton ataupun inrit. Sementara pengurasan hanya dilakukan pada titik tertentu yang terbuka atau pada penutup saluran yang sengaja dibobol. Namun karena jarak antartitik terlalu jauh, yang terkuras hanyalah pada titik yang terbuka. Sementara akumulasi lumpur  sampah sepanjang saluran yang tertutup, yang ter-akumulasi sepanjang waktu tidak lagi terjangkau.

Pengamatan Wartawan KI, Kamis (17/11) lalu, banyak karung plastik berisi lumpur sampah yang masih basah teronggok sepanjang bahu jalan. Namun demikian, sepanjang saluran tidak ada yang bebas dari genangan air. Karena sepanjang salur-an tidak ada yang terkuras hingga tuntas. Bahkan diperkirakan, hanya sekitar 30% saja akumulasi lumpur sampah yang dapat dikeruk, Warga sekitar yang ditanya tentang pengurasan tersebut mengaku kurang paham. Te-tapi mereka menganggap pengurasan itu tidak ada manfaatnya. “Apa artinya itu. Sedikitpun airnya tidak berkurang. Kurang kerjaan kali. 

Padahal airnya bau. Jadi sarang nyamuk lagi,” ucap salah seorang warga setengah tua dengan ketus. Se-mentara Kasi Pemeliharaan Sudin PU Tata Air Jakarta Barat Ir. Kasna Santosa yang dikonfirmasi mengenai pengurasan tersebut justru mengaku tidak tahu siapa yang melaksanakan pekerjaan. Bahkan terkesan belum menguasai peta wilayah Kota Adm Jakarta Barat, yan menjadi wilayah kerjanya. “Belum tau pasti siapa yang kerjakan. Mungkin itu refungsi. Refungsi itu di kecamatan. Tunggulah nanti  saya tanya dulu. Masih mau  rapat lagi,” katanya di ruang kerjanya, Senin (21/11).

Sebenarnya, penghamburan anggaran dengan pola kerja yang sama sudah pernah dirilis pada edisi sebelumnya, awal tahun 2011, yakni Rabu (23/03) dan Senin (04/04) lalu. Tetapi pola kerja yang mengakibatkan pemborosan anggar-an tersebut masih terus berlangsung hingga kini.  (Red)


Biaya Pemeliharaan 2011 Rp 222 Juta, TPU Joglo Berubah Jadi Hutan Kota

Jakarta, Kompass Indonesia
 
Anggaran 2011 pemeliharaan sarana dan prasarana TPU (Taman Pemakaman Umum) Joglo, Kc. Kebon Jeruk, Pemko Adm Jakarta Barat untuk periode Januari s/d Juni dan periode Juli s/d Desember 2011 senilai Rp 222.000.000,- dengan kode rekening 5.2.2.20.32 tidak jelas penggunaannya. Karena areal TPU Nampak tidak terawatt bahkan dipenuhi ilalang, layaknya taman kota. 

Sewaktu Kompass Indonesia berkunjung ke TPU Joglo unit Kristen, terlihat  sebahagian besar makam tidak terawat dengan baik, seolah tidak pernah di pelihara Lebih ironis lagi, ada ahli waris yang datang ziarah ke makam orangtuanya malah sangat kecewa. Karena makam yang dicari tidak ditemukan karena sudah tertutup rimbunan ilalang yang lebat dan tinggi.

Petugas makam yang tidak mau disebut namanya justu mengaku tidak digaji Sudin Pemakaman Jakarta Baratda unutk kegiatan pemeliharaan. “Kami di beri upah oleh ahli waris untuk pelihara makam keluarga ahli waris. Untuk gali tutup lobang makam pun kami tidak dibayar,”aku petugas makam di areal TPU, awal Januari lalu. Pa-dahal anggaran untuk penggalian/penutupan makam sebesar Rp 1,115 miliar, de-ngan kode rekening 5.2.1. 02.02. Kegunannya untuk honorarium pegawai honorer/tidak tetap. 

Kasi Area Sudin Pemakaman Anwar yang dihubungi Kompass Indonesia, mengatakan bahwa pelaksanaan semua kegiatan pemeliharaan di TPU Joglo diserahkan kepada Kepala TPU pengawasan. Sedangkan pelaksanaan kegiatan diserahkan kepada pihak ketiga. “Pemeliharaan dilaksanakan oleh pihak ketiga. Saya lupa PT apa pelaksananya. Yang saya tahu pelaksana  pemeliharaan adalah Abdul Silaban,”ungkapanwar di ruang kerjanya belum lama ini. 

Sementara Kasudin Pemakaman Haeru Darodjat tidak banyak berkomentar. “Saya baru di Sudin Pemakaman Jakarta Barat, jadi saya tidak atau belum mengetahui sejauh mana,” elaknya. Seolah kegitan administratif tidak diserahterimakan pendahulunya. (Tim)



Sudin Pemakaman Jakbar Diduga Kuat “Sunat” Anggaran

“Dari Rp. 300 Ribu, Penggali Lubang Mengaku Hanya Mendapat Rp. 150 Ribu”

Jakarta, Kompass Indonesia

Tahun 2010 kantor suku dinas kota administrasi Jakarta Barat mendapat alokasi anggaran gali tutup lubang makam sebesar Rp 1,65 Milyar sedangkan tahun 2011 mendapat alokasi anggaran gali tutup lubang sebesar Rp 1,1 miliyar, Anggaran penetapan dan Rp 500 Juta ABT (Anggaran Biaya Tambahan) total anggaran tahun 2011 Rp 1,6 miliyar, hampir sama dengan anggaran tahun 2010.

Ketika hendak dikonfirmasi Kepala Suku Dinas Pemakaman kota Administrasi Jakarta Barat, Haeru Darodjak tidak berada di ruang kerjanya hingga berita ini diturunkan.

Dari penuturan Ketua Umum LSM GRIB, Heru M Ginting kepada KI, bahwa pihak Pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 300 ribu/lubang untuk gali tutup lubang dan masih menurut nya, tahun 2010 terdapat makam baru dilingkungan Sudin Pemakaman Kota Administrasi Jakarta Barat sebesar 4.726 makam (Data Sudin Pemakaman). Berarti dapat disimpulkan, anggaran yang terserap tahun 2010 adalah 4.726 x 300 = Rp 1.417.800.000. Sedangkan dari hasil investigasi dan penelitian yang dilakukan selama kurun waktu 2010/2011, dengan menelusuri seluruh TPU-TPU yang ada di Jakarta Barat, hampir seluruh penggali lubang makam yang diteliti mengaku menerima Rp150 ribu per lubang, dan uang itu diterima dari pihak kantor TPU.

Menurut Ginting, riset (penelitian) yang dilakukan lebih banyak di TPU Tegal Alur. Berarti dapat disimpulkan bahwa anggaran yang disalurkan selama tahun 2010 untuk gali tutup lubang adalah 4726 x 150.000 = Rp 708.9 juta. Berarti pada tahun 2010 terdapat sisa anggaran sebesar Rp708,9 juta sedangkan asumsinya tahun 2011 dengan anggran yang sama terjadi kebocoran sekitar Rp708,9 juta dapat disimpulkan bahwa anggaran gali tutup lubang 2010/2011 Rp 3,2 milyar, terdapat kerugian keuangan daerah sebesar kurang lebih Rp1,5 miliyar lanjutnya.

“Kami sudah melakukan penelitian ataupun investigasi selama 2 tahun, sekarang kami sedang membuat laporan pengaduan kepada pihak intansi hukum terkait. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami sudah mendapatkan jawaban,” ujar Ginting mengakhiri pembicaraan dengan KI dikantornya. (Red)
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda